Resensi Novel Hujan - Tere Liye

By Alfian Ahmad Saputra - Agustus 01, 2021

Judul : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-038-359-0
Ukuran : 20 cm
Tebal : 320 Halaman
Harga : Rp.78.000
 
Blurb
 
Tentang persahabatan...
Tentang cinta...
Tentang melupakan...
Tentang perpisahan...
Dan tentang hujan...

Review
 
    Berlatar belakang pada masa depan, tepatnya pada tahun 2050. Penulis menggambarkan pada saat itu teknologi sangat maju. Seperti mobil terbang, smartphone yang sudah tertanam ditangan (tinggal guncangkan pergelangan tangan maka akan keluar layar hologram), juga kamera yang bisa terbang mengambil gambar dikendalikan lewat gerakan tangan dan juga alat untuk bisa menghapus memori manusia.

    Cerita dibuka ketika Lail pergi ke rumah sakit untuk melakukan penghapusan beberapa memori. Lail bertemu dengan Elijah, petugas yang bertugas menjalankan sistem penghapusan memori. Entah apa tujuan Lail pergi ke tempat tersebut dan akan terjawab seiring dengan berjalannya cerita.

    Berfokus pada kisah asmara antara Lail dan Esok, meskipun kata cinta tidak pernah terucap dari mulut mereka berdua. Esok menyelamatkan nyawa Lail saat bencana gunung berapi yang telah melenyapkan sebagian populasi dibumi, menyebabkan bumi terkepung abu vulkanik. Diperkirakan hingga beberapa puluh tahun ke depan. Bencana tersebut juga menyebabkan Ayah dan Ibu Lail serta 4 kakak Esok meninggal dunia. 

    Lail juga bertemu dengan seorang wanita berambut kribo bernama Maryam. Yang menjadi teman dekatnya saat di panti. Mereka bergabung dengan organisasi relawan dan berhasil mendapatkan penghargaan atas tindakan mereka berdua yang menyelematkan nyawa penduduk dari terjangan air dari bendungan yang jebol. Mereka berjalan sejauh 50 km ke tenda pengungsian pada tengah malam dengan kondisi hujan badai dan tanah yang licin. Aku iri dengan kisah persahabatan mereka.
 
    Secara keseluruhan novel ini sangat menarik untuk dibaca. Banyak kejutan didalamnya. Ditulis menggunakan Third person view dan ber-alur campuran sehingga kita dapat lebih mendalami isi dari cerita tersebut.

"Jangan pernah jatuh cinta
saat hujan, Lail.
Karena ketika besok lusa
kamu patah hati, setiap kali hujan turun,
kamu akan terkenang
kejadian menyakitkan itu." 
 
Hal. 200

Rating 5/5 Bintang
 

 

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments