Resensi Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

By Alfian Ahmad Saputra - Januari 10, 2022

 

Judul : Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Penulis : Eka Kurniawan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-2470-8
Ukuran : 22 cm
Tebal : 242 Halaman
Harga : Rp.75.000
 
Blurb
   
Di puncak rezim yang penuh kekerasan, kisah ini bermula dari satu peristiwa: dua orang polisi memerkosa seorang perempuan gila, dan dua bocah melihatnya melalui lubang di jendela. Dan seekor burung memutuskan untuk tidur panjang. Di tengah kehidupan yang keras dan brutal, si burung tidur merupakan alegori tentang kehidupan yang tenang dan damai, meskipun semua orang berusaha membangunkannya.

Resensi

    Novel Eka Kurniawan yang pertama kali saya tamatkan. Dan ya isinya terlalu melebihi ekspetasi saya. Judulnya saja yang kalem, namun isinya membuat kaget. Bagaimana tidak, yang dibahas didalam buku ini hanya seputar Kemaluan, Pemerkosaan, Perkelahian, serta tokoh-tokoh yang 'tidak waras' lainnya.
    
    Kisah yang juga berbeda dengan rata-rata novel lainnya, bermula ketika Ajo Kawir dan temannya si Tokek melakukan kebiasaanya mereka yaitu mengintip orang dewasa yang sedang berhubungan badan. Namun berbeda seperti sebelumnya mereka malah melihat seorang wanita, janda, gila yang sedang diperkosa oleh kedua orang polisi. Setelah kejadian tersebut kemaluan Ajo Kawir tertidur untuk waktu yang lama.
 
    Sejak kejadian tersebut Ajo Kawir menjajal berbagai pengobatan dari yang sepele seperti membaca buku dewasa atau bahkan menyewa perempuan bayaran. Namun segala cara yang ia lakukan, semuanya gagal. Ajo Kawir tidak takut mati suka membuat onar dan terus saja berkelahi memukul orang yang bahkan tidak bersalah dengan cara itulah dia melampiaskan hasrat seksualnya.
 
     Humor, aksi, romansa semua bersatu padu membentuk cerita didalam novel ini. Banyak sekali kata umpatan didalam buku ini. Semua lengkap ada disini, tak ayal dibelakang buku ini dilabeli 21+. Buku ini menggunakan sudut pandang orang ke tiga. Alurnya campur dan kadang loncat antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya, sehingga dibutuhkan kejelian lebih dalam untuk membaca novel ini.
 
     Novel yang cocok bagi penggemar laga/aksi, romance, atau hal yang 'tidak waras'. Penulis juga mengangkat tentang isu pelecehan seksual dimana perlakuan tersebut di terangkan secara terang-terangan dalam novel ini yang memang di peruntukan untuk pembaca dewasa.


"Kemaluan bisa menggerakkan orang dengan biadab.
Kemaluan merupakan otak kedua manusia,
seringkali lebih banyak mengatur kita daripada
yang bisa dilakukan kepala. Itu yang kupelajari dari
milikku selama bertahun-tahun ini."
 
Hal. 126

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments